Tuesday, March 31, 2009

Aku meminta, TUHAN menjawab

diambil dari: http://public.kompasiana.com/2009/03/31/aku-meminta-tuhan-menjawab-edisi-lanjutan-you-are-not-my-doctor-anymore-but/


Aku meminta, TUHAN menjawab ( edisi lanjutan You are not my doctor anymore, but…)
Oleh Dr. Anugra Martyanto

Lima hari kepulangan kerumah barunya Surga Tuhan, Pasienku sekaligus anakku, seorang gadis cilik 12 tahun Astrid Gracia karena sakitnya, masih meninggalkan sejuta kenangan, ya…kamar 9 ruang cempaka kamar yg setiap pagi kudatangi untuk melihat kondisi sakitnya, kini telah terisi oleh pasien baru, entah mengapa aku selalu mengingat semua kenangan bersama gadis cilikku ini, walau sakit yg dideritanya sangat menyiksa fisiknya berupa kanker ganas tulang di daerah siku lengan kirinya, tapi tak pernah satupun kudengar keluhan keluar dari mulut mungilnya, yg salalu ku lihat hanya senyuman manis yg tersungging di bibir manisnya, inilah kekagumanku terbesar pada Astrid, walau kutahu betapa sakitnya tulang itu tapi dia selalu menjawab, semuanya baik dok…Astrid sudah sehat, inilah jawaban yg selalu kuterima saat kutanya, gimana sayang, keadaanmu pagi ini ?, ya…sebuah ketabahan dan keikhlasan seorang gadis cilik dalam menjalani percobaan hidup, yg bisa menerima keadaan sakitnya dari sudut pandang yg jarang dilakukan sebagian besar pasien pasienku.

Pagi ini di ruang kerjaku di rumah sakit tiba tiba datang ibunya Astrid dengan diantar susterku,
Selamat pagi dokter Anugra, sapanya dengan ramah…, Eh ibu Friska…selamat pagi juga jawabku seraya menyambut jabatan tangannya, ada yg bisa saya bantu ibu ?, itulah kata kata yg meluncur dari mulutku.
Tidak dokter, kedatangan saya pagi ini ingin mengucapkan banyak terima kasih atas semua kebaikan dokter kepada anak saya Astrid, sesaat saya terdiam sambil menarik nafas dalam utk menutupi kesedihanku, belum lagi aku berkata, ibu Friska berkata lagi, terima kasih juga karena dokter sudah membebaskan semua biaya pengobatan Astrid yg saya ketahui pagi ini saat ingin menyelesaikan semua administrasi di loket pembayaran, yg saya dapati berupa sebuah kwitansi bertuliskan, semua sudah dibayar lunas, semoga berkenan dg pelayanan kami. terima kasih, ttd administrasi.

Saat itu aku tidak bisa berkata apa apa lagi, hanya bisa melihat pemandangan mengalirnya air mata bening di sudut mata seorang ibu bernama Friska yg telah kehilangan anak yg sangat dia kasihi, dan itu dapat aku rasakan dalam bathinku.

Tiba tiba keheningan ini dikejutkan dengan seruan, dokter ini saya mau memberikan sebuah kenang kenangan berupa tulisan tangan Asrtrid sendiri, saya mohon dokter berkenan menerimanya dan menyimpanya sebagai ucapan terima kasih dari kami sekeluarga, ya…secarik kertas biru yg bertuliskan ungkapan hati Astrid selama ia dirawat dirumah sakit ini, Isinya :

“Aku meminta, TUHAN menjawab”

Aku meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan penderitaanku, Tuhan menjawab TIDAK, itu bukan untuk Ku singkirkan tetapi agar engkau mengalahkannya.

Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadirkan kesabaranku, Tuhan menjawab TIDAK, kesabaran adalah hasil dari kesulitan, itu tidak Ku hadiahkan, itu dipelajari.

Aku meminta untuk memberiku kebagiaan, Tuhan menjawab TIDAK, Aku memberimu berkah, kebahagiaan adalah tergantung padamu.

Aku meminta untuk menjauhkanku dari penderitaan, Tuhan menjawab TIDAK, penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat kepada Ku.

Aku meminta untuk menumbuhkan Imanku, Tuhan menjawab TIDAK, kau harus menumbuhkan sendiri, tetapi Aku akan memangkas dan merapikannya untuk membuatmu berubah.

Aku meminta untuk memberiku segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup, Tuhan menjawab TIDAK, Aku akan memberimu HIDUP sehingga kau dapat menikmati segala hal.

Aku meminta untuk dapat membantuku mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihiku, Tuhan menjawab YA, akhirnya kau bisa mengerti….

Teruntuk mamaku Friska, Papaku Andreas dan Dokterku dan Ayahku dr.Anugra Martyanto.
dari Astrid Gracia, akhir Maret 2009.

Ini sebuah tulisan maha karya dari goresan tangan mungil dari pasienku sekaligus anakku, buatmu Astrid, dokter dan ayahmu ini tidak akan pernah melupakanmu, biarlah kamu hidup kekal dalam istana hatiku, karena kamu pelita mungil yg akan terus bercahaya dalam hatiku, semua tulisanmu akan ayah simpan baik baik, selamat menempati rumah barumu Astrid sayang di Surga Allah.

No comments: